Nadia Havidhoh Elmawarda
Hidup Itu Perubahan, Kawan . .:)
Sabtu, 28 Januari 2012
Sunday, 29th January 2012
Deg, deg . .
Pagi2 benar ayah membangunkanku untuk segera menunaikan shalat shubuh berjama`ah, maklum lah siapa lagi yang membangunkanku selain beliau. Ibupun sedang tak berada dirumah karna beliau masih menjalankan dinas di luar kota. Segera ku ambil wudhu` dan segera sembahyang.
Usai wirid dan berdoa, perasaanku sedikit tenang dari galaunya diriku kemarin malam. Huh, memang galau itu menyebalkan, nomor dua setelah cemburu. Bergegasku menuju kamar dan membuka jejaring sosialku bernama Facebook dan Blogger di laptop kesayanganku, tak ada niat apapun sih selain menunggu info dari para Hijabers Malang tentang kelas Modeling mereka. Tak sengaja dan tanpa disengaja tanganku mengotak-atik FB seseorang itu, bisa dibilang seorang yang sempat mampir dikehidupanku, dan apapun itu pasti sempat terkenang dibenakku.
Ku klik icon pencarian di facebookku, dan menuliskan sederet namanya yang panjang itu. Nah, ini dia dengan rasa penasaran, ku klik icon foto2nya yang disimpan. Mataku tak henti2nya menerawang foto satu persatu. Batinku terusik, ternyata foto2ku yang berada dikumpulan fotonya terhapus sudah, dan tentunya coment2 yang begitu menggelikan itu otomatis terhapus.
Perasaanku masih tak percaya, kubuka facebook barunya dan memang benar foto2ku terhapus sudah dari akun Facebooknya. Deg, deg . .jantungku mulai berdesir ketika harus merasakan kenyataan ini, terdengar bisikan hatiku untuk menyudahi semua ini. Dengan membuka lembaran baru dan menutup lembaran lamaku, terasa sakit dan terasa pahit memang, namun ini harus kulakukan.:)
Yaa Tuhan,
Sekali ini saja, mohon Kau dengar pintaku, jauhkan aku darinya, jauhkan dari semua hal tentangnya, jauhkan aku dari orang2 yang menyebut namanya dihadapanku, jauhkan aku dari peninggalan2 darinya. Dan hamba mohon sekali tutuplah hati hamba dengan kasih sayangMu, peluklah dengan erat ragaku agar sebisa mungkin aku tenang disisiMu. Jangan biarkan aku menanggung pilu karna terfikir bayangannya yang melambai2, untuk merasakan kesakitan dan kepahitan lagi.
Duhai Engkau Dzat Yang Maha Menyayangi.
Tempatkanlah aku pada seorang yang benar2 menyayangiMu, dan tulus menyayangiku. Tak hanya sekedar pinta, namun kumohon agar Kau selalu menemaniku dan melindungiku dari segala hal yang Kau murkai dan Kau haramkan. Terlebih dari seorang kerdil ini.
Tuhan,
Aku MencintaiMu dengan setulus2nya cinta. .:)
Saturday, 28th January 2012
Sekali lagi . .
Sore itu, ketika aku mendekap bantal shofa di ruang tamu sambil sesekali melihat layar tv, ada 1 sms masuk dari kekasihku yang ternyata meragukan perasaanku terhadapnya. Otakku sejenak berfikir, dan menerawang ke masa lalu, kutemukan jawabnya, pantas saja dia meragukan perasaanku terhadapnya. Ternyata aku masih punya segelintir kenangan indah masa lalu.:)
“Umi sayang ke dia memang dia pantas, umi bangga punya dia, ama tau pas dulu umi masih teman ama, umi bilang ga mau kehilangan dia dan sahabat2 umi juga”, umi dan ama adalah panggilan akrabku dengannya.
Sebaik2 mungkin aku menjelaskan padanya bahwa aku hanya punya secuil rasa yang sempat nyasar dulu, dan itupun terhapuskan oleh kebaikan dia selama ini terhadapku. Sungguh, kekasihku terlalu baik untuk menerima kejujuranku yang begitu sakit didengarnya. Aku tak bisa membayangkannya ketika ku berada di posisinya.
Memang tak bisa ku pungkiri aku tlah terbiasa dengan orang itu, kurang lebih selama 2 tahun lebih. Mau tak mau aku memang harus merasakan dampaknya, dari beberapa frasa, peninggalan yang ternyata sampai sekarang masih tersimpan dalam lemari kamarku. Tuhan, sampai kapan aku tak menyeimbangi kekasihku??
Sekali lagi, aku mengeluh dengan sendirinya. Allah, apapun kehendakMu aku tahu itu yang terbaik untuk hamba . .:)
Jumat, 27 Januari 2012
Mitos Cinta dan Faktanya
Beragai mitos tentang cinta telah beredar selama berabad-abad. Namun tak semua mitos tersebut benar. Berikut beberapa mitos yang ada serta faktanya.
Mitos : Cinta saja sudah cukup sebagai dasar berhubungan
Fakta : Dalam memilih pasangan, banyak orang yang mengedepankan perasaan cinta yang menggebu-gebu. Hal itu tidak salah, namun saat ingin menjalin hubungan yang lebih serius misalnya pernikahan, sekadar perasaan cinta yang menggebu saja tidak cukup. Layaknya tanaman, cinta pun membutuhkan nutrisi untuk menjaganya tetap hidup. Kepercayaan, toleransi, intimasi serta komitmen adalah nutrisi utama bagi perasaan cinta. Jika Anda hanya merasakan cinta, tanpa diikuti oleh nutrisinya, maka dapat dipastikan, perasaan itu tak akan bertahan lama.
Mitos : Cinta tak perlu dipelajari
Fakta : Cinta juga perlu dipelajari. Jika Anda menganggap cinta saja sudah cukup, maka secara otomatis Anda dan pasangan tak akan pernah belajar untukberkomunikasi dan menyelesaikan masalah. padahal, sebesar apapun cinta Anda, kerikil dalam hubungan tak akan bisa dihindari. Namun ketika badai dahsyat yang menguji cinta Anda bisa dilewati, maka ikatan Anda dan pasangan makin kuat. Oleh karena itu, jangan jadikan perasaan cinta Anda alasan untuk berhenti belajar dan mengenal pasangan lebih dalam.
Mitos : Pasangan tak akan berubah sampai kapanpun
Fakta : Setiap orang akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Dulu si dia sering menulis puisi bagi Anda, namun kini, SMS romantis pun tak pernah ada. Anda tak bisa menahan perubahan tersebut. Yang bisa Anda lakukan adalah menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada maka Anda akan berbahagia. Lagipula, apakah cinta si dia hanya bisa dibuktikan lewat puisi-puisinya saja?
Mitos : Pasangan sempurna akan membuat Anda bahagia
Fakta : Tak ada seorangpun yang sempurna. Seperti kata pepatah, jangan menghabiskan waktu Anda untuk mencari orang yang sempurna. Tapi carilah seseorang yang bisa menyempurnakan kehidupan Anda. Si dia mungkin tak seganteng Brad Pitt, tak sekaya Donald Trump dan rambutnya tak setebal Sharuk Khan. Tapi kesabarannya dapat membuat hati Anda tenang setiap saat. Itulah pasangan yang 'sempurna'.
Mitos : Pernikahan adalah prestasi
Fakta : Jangan pernah terganggu dengan status sahabat yang sudah menikah. Menikah bukan prestasi. Memiliki suami bukan berarti Anda memiliki kelebihan dari wanita lain. Ketimbang putus asa karena status single, lebih baik buka pikiran Anda menjadi lebih positif. Aura dan emosi positif justru akan membuat Anda semakin menarik. Dan jika saatnya tepat, seorang 'pangeran' akan datang dan meminang Anda.
Selamat berbahagia.
Sabtu, 21 Januari 2012
Manfaat Madu
Dari segi kesehatan, manfaat madu dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena di dalam madu terdapat efek antibakteri internal dan eksternal. Jadi madu bisa berfungsi sebagai perisai tubuh dan membantu tubuh dalam proses pembuhkan penyakit. Ternyata madu juga bisa digunakan sebagai anti virus untuk mengobati influenza. Fakta tersebut dibuktikan dalam studi kedokteran dari Pennsylvania State College seperti yang saya kutip dari okezone.com
Dari segi kecantikan, manfaat madu dapat melembabkan kulit tanpa menyumbat pori-pori dan berkontribusi terhadap produksi minyak berlebih. Jika Anda memiliki jenis kulit kering, maka madu ditambah alpukat dapat menjadi solusi untuk memuluskan paras cantik Anda, karena mengandung moisturizer yang bermanfaat untuk kulit wajah. Selain itu, madu juga bisa dimanfaatkan sebagi lulur untuk meremajakan dan membersihkan kulit dari kotoran yang menempel, caranya dengan membuat body scrub sendiri dari campuran madu dengan beberapa bahan alami seperti pisang dan gula, setelah itu balurkan bahan alami tersebut ke kulit tubuh selama 3-5 menit agar nutrisi yang terkandung di dalamnya bisa meresap maksimal, lalu bilas dengan air hangat.
@. FansPage2
♥♥JIKA kau MENCINTAIKU karena Allah♥♥
♥ Jika kau mencintaiku karena Allah jangan dekati aku ♥
♥ Jika kau mencintaiku karena Allah jangan menggodaku ♥
...
♥ Jika kau mencintaiku karena Allah jangan merayuku ♥
♥ Jika kau mencintaiku karena Allah jaga izzahmu denganku ♥
♥ Jika kau mencintaiku karena Allah jangan menyentuhku ♥
♥ Jika Mencintaiku karena Allah jagalah hatimu dan hatiku agar tetap Mencintai-Nya ♥
semoga kita bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian.
Dan bilamana ada kata maupun penulisan yang salah mohon di benarkan
Salah dan Hilaf andai ada kata yang kurang berkenan mohon ma'afkan
Kami Hanya Insaniah fakir Hamba Allah yang tiada daya dan Upaya
Dipersilahkan bagi yang ingin share or copas jikalau bermanfa'at,
*♥*•*´¨`*•.*♥*.•*´¨`*•. ♥♥~*♥**♥*~♥♥ .•*´¨`*•.*♥*.•*´¨`*•*♥*
(¯`v´¯) ♥♥♥•♥•♥
`·.¸.·´ ♥♥.........¸.·´
Semoga bermanfaat...
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫
Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir
semoga bermanfa'at..Insya Allah
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫
Salam Ukhuwah fillah
(¯`v´¯) ♥♥♥•♥•♥
`·.¸.·´ ♥♥.........¸.·´... ¸.·´¨) ¸.·*¨)♥
ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥::♥::♥ hamba ♥::♥::♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫
(¯`v´¯).♥ Aamiin ya Robbal 'alamiin ♥.(¯`v´¯)
`·.¸.·`(´'`v´'`) ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥(´'`v´'`)`·.¸.·`
..♥♥..♥`•.¸.•´.(¯`v´¯)(¯`v´¯).`•.¸.•´♥..♥♥..
♥•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♥♥♥♥•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♥
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥.
Prinsip ABCD
A mbil yang baik
B uang yang buruk
C iptakan yang baru
D ibagi ke TEMAN lain
ღღ ANA UHIBUKKA LADZI AHBABTANI LAHUUღღ
(¯`v´¯)♥SALAM SANTUN UKHUWAH♥.(¯`v´¯)
`·.¸.·`(´'`v´'`) ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥(´'`v´'`)`·.¸.·`
Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫
Salam Cinta karena-NYA & Ukhuwah Fillah
(¯`v´¯) ♥♥♥•♥•♥
`·.¸.·´ ♥♥.........¸.·´... ¸.·´¨) ¸.·*¨)♥
ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫
By_Pelangi Merindu
@. FansPage
• Belajar DIAM dari banyaknya BICARA •
• Belajar SABAR dari sebuah KEMARAHAN •
• Belajar KESUSAHAN dari hidup SENANG •
• Belajar MENANGIS dari suatu KEBAHAGIAN •
...
• Belajar KEIKHLASAN dari KEPEDIHAN •
• Belajar TAWAKKAL dari UJIAN •
• Belajar REDHA dari satu KETENTUAN •
semoga kita bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian.
Dan bilamana ada kata maupun penulisan yang salah mohon di benarkan
Salah dan Hilaf andai ada kata yang kurang berkenan mohon ma'afkan
saya Hanya Insaniah fakir Hamba Allah yang tiada daya dan Upaya
Dipersilahkan bagi yang ingin share or copas jikalau bermanfa'at,
*♥*•*´¨`*•.*♥*.•*´¨`*•. ♥♥~*♥**♥*~♥♥ .•*´¨`*•.*♥*.•*´¨`*•*♥*
(¯`v´¯) ♥♥♥•♥•♥
`·.¸.·´ ♥♥.........¸.·´
Semoga bermanfaat...
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫
Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir
semoga bermanfa'at..Insya Allah
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫
Salam Ukhuwah fillah
(¯`v´¯) ♥♥♥•♥•♥
`·.¸.·´ ♥♥.........¸.·´... ¸.·´¨) ¸.·*¨)♥
ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥::♥::♥ hamba ♥::♥::♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫
(¯`v´¯).♥ Aamiin ya Robbal 'alamiin ♥.(¯`v´¯)
`·.¸.·`(´'`v´'`) ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥(´'`v´'`)`·.¸.·`
..♥♥..♥`•.¸.•´.(¯`v´¯)(¯`v´¯).`•.¸.•´♥..♥♥..
♥•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♥♥♥♥•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♥
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥.
Prinsip ABC
A mbil yang baik
B uang yang buruk
C iptakan yang baru
ღღ ANA UHIBUKKA LADZI AHBABTANI LAHUUღღ
(¯`v´¯)♥SALAM SANTUN UKHUWAH♥.(¯`v´¯)
`·.¸.·`(´'`v´'`) ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥(´'`v´'`)`·.¸.·`
Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫
Salam Cinta karena-NYA & Ukhuwah Fillah
(¯`v´¯) ♥♥♥•♥•♥
`·.¸.·´ ♥♥.........¸.·´... ¸.·´¨) ¸.·*¨)♥
ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ
♥♫♥♫♥♫♥♥♫♥♫♥♫♥♥♫
✿(\ /)
✿(•.•)
•c(")(")
By_Pelangi Merindu
Rabu, 16 November 2011
Shorof I
Pengertian shorof/tashrif
Shorof menurut bahasa adalah berubah atau mengubah. Mengubah dari bentuk aslinya kepada bentuk yang lain. Misalnya merubaah bentuk bangunan rumah kuno menjadi bentuk bangunan rumah yang modern.
Adapun menurut istilah, shorof adalah berubahnya bentuk asal pertama yang berupa fi’il madhi, menjadi fi’l mudhori, menjadi mashdar, isim fa’il, isim maf’ul, fi’il amr, fi’il nahi, isim jaman, isim makan sampai isim alat.
Maksud dan tujuan dari perubahan ini adalah agar memperoleh makna atau arti yang berbeda. Dari perubahan satu bentuk ke bentuk lainnya di dalam ilmu shorof dinamakaan shighot.
Dari hal ini, ilmu yang mempelajari berbagaii macam bentuk perubahan kata, asal usul kata atau keadaannya dinamakan dengan ILMU SHOROF.
Perbedaan yang mendasar antara shorof dan nahwu secara gampangannya adalah klo shorof untuk membaca kitab atau tulisan yang gundul, sedangkan nahwu untuk mengetahui makna dari kitab gundul tersebut. Sehingga antara nahwu dan shorof tidak boleh dipisahkan dalam penggunaannya.
Pembagian tashrif
Dalam ilmu shorof, para ulama telah membagi tashrif ini menjadi dua macam, yaitu TASHRIF LUGHOWI dan TASHRIF ISTILAHI.
• Tashrif lughowi adalah tashrifan untuk mengetahui pelaku dari fi’il tersebut yang berdasarkan dhomir.Contoh dari tashrif ini adalah apa yang telah kita bahas dalam pembahasan fi’il, dimana kita sebutkan tashrif dari fi’il madhi, fi’il mudhori dan amr.
• Tashrif istilahi adalah tashrifan yang digunakan untuk mengetahui bentuk shighot dari suatu kata, dari fi’il madhi sampai dengan isim alat.
Perhatikan gambar tashrif istilahi berikut.
Gambar di atas merupakan salah satu dari 22 bentuk perubahan dari tashrif istilahi yang akan kita paparkan secara bertahap.
Adapun penjelasan mengenai maksud tiap-tiap jenis dari gambar di atas pada pelajaran selanjutnya.
Fi’il Shahih dan Fi’il Mu’tal
Tinggalkan komentar Go to comments
Kata kerja dalam Bahasa Arab / kalimah fi’il, ada yang shahih dan ada yang mu’tal. Pengertian Fi’il Shahih adalah kalimah fi’il yang bentuk hururf-huruf aslinya, bebas dari huruf illah (و – ا – ي). Pengertian Fi’il Mu’tal adalah kalimah fi’il yang salah satu atau dua huruf asalnya teridiri dari huruf illah (و – ا – ي).
الصَّحِيْحُ وِالْمُعْتَلُّ
BAB SHAHIH DAN MU’TAL
1. Fi’il Shahih
Adalah kalimah fi’il yang bentuk hururf-huruf aslinya, bebas dari huruf illah (و – ا – ي).
Termasuk golongan Fi’il Shahih adalah:
1. Fi’il Bina’ Shahih/Salim (lihat Bina’ shahih di page Belajar I’lal – BINA’ SHAHIH)
2. Fi’il bina’ Mahmuz (tentang Bina’ Mahmuz di page Belajar I’lal – BINA’ MAHMUZ)
3. Fi’il bina’ Mudha’af (tentang Bina’ Mudha’af di page Belajar I’lal - BINA’ MUDHA’AF)
1. Fi’il Mu’tal
Adalah kalimah fi’il yang salah satu atau dua huruf asalnya teridiri dari huruf illah (و – ا – ي).
Termasuk golongan fi’il mu’tal adalah:
1. Fi’il Bina’ Mitsal (tentang Bina’ Mitsal di page Belajar I’lal - BINA’ MITSAL)
2. Fi’il bina’ Ajwaf (tentang Bina’ Ajwaf di page Belajar I’lal - BINA’ AJWAF)
3. Fi’il bina’ Naqish (tentang Bina’ Naqish di page Belajar I’lal - BINA’ NAQIS)
4. Fi’il bina’ Lafif Mafruq (tentang Bina’ Lafif Mafruq di page Belajar I’lal - BINA’ LAFIF)
5. Fi’il bina’ Lafif Maqrun (tentang Bina’ Lafif Maqrun di page Belajar I’lal – BINA’ LAFIF)
◊◊◊
Pengamalan Tashrif Fi’il Shahih dan Fi’il Mu’tal.
Untuk Bina’ shahih atau Fi’il Salim, ia tidak mengalami perubahan dalam mengikuti standar wazannya (tashrif ishthilahi) pun ketika musnad/disandarkan kepada Isim Dhamir atau Isim Zhahir –tunggal/dual/jamak (tashrif secara lughawi). Contoh untuk bina’ shahih نَصَرَ :
MUSNAD KEPADA FI’IL MUDHARI’ FI’IL MADHI
Orang ketiga male يَنْصُرُ يَنْصُرانِ يَنْصُرونَ نَصَرَ نَصَرَا نَصَرُوا
Orang ketiga female تَنْصُرُ تَنْصُرَانِ يَنْصُرْنَ نَصَرَتْ نصَرتَا نَصَرْنَ
Orang kedua male تَنْصُرُ تَنْصُرَانِ تَنْصُرُوْنَ نَصَرْتَ نَصَرْتُمَا نَصَرْتُمْ
Orang kedua female تَنْصُرِيْنَ تَنْصُرَانِ تَنْصُرْنَ نَصَرْتِ نَصَرْتُمَا نَصَرْتُنَّ
Orang pertama أَنْصُرُ نَنْصُرُ نَصَرْتُ نَصَرْنَا
Untuk tiap Fi’il selain Bina’ Shahih, diberlakukan juga seperti tashrif Bina’ Shahih didalam mengikuti wazannya tanpa mengalami perubahan yg berarti, kecuali sebagai berikut:
1. Bina’ Mahmuz, jika pada awal kalimahnya terdapat dua hamzah beriringan, maka hamzah yang kedua diganti Huruf Mad yang sesuai dengan harkah hamzah yang pertama (lihat » Kaidah I’lal ke 11).
→ Pelainan bagi lafazh أَخَذَ – أَكَلَ – أَمَر yang harus membuang hamzah kedua-duanya pada bentuk Fi’il Amarnya menjadi خُذْ – كُلْ – مُرْ.
→ Juga lafazh رَأَىْ dibuang Hamzahnya ‘ain fi’ilnya pada bentuk fi’il mudhari’ dan fi’il amarnya, menjadi يُرَىْ – رَ .
→ Juga lafazh أََََرَىْ yg berwazan أَفْعَلَ dibuang Hamzah ’ain fi’ilnya pada semua bentuk tashrifannya, menjadi أَرَىْ – يُرَىْ – أَرَ.
2. Bina’ Mudha’af, harus mengalami proses Idgham yaitu memasukkan salah satu dari dua huruf yang sejenis pada salah satu yang lannya, contohمَدَّ – يَمُدُّ. ( lihat » Kaidah I’lal ke 10)
→ Jika huruf yang pertama berharkah dan yang kedua sukun, maka tidak boleh di-idgham bilamana sukunnya karena bersambung dengan dhamir rafa’ mutaharrik, contoh: مَدَدْتُ – يَمْدُدْن
→ Jika dijazemkan pada Fi’il Mudhari’nya atau jika dibentuk Fi’il Amar. maka boleh memilih dua pilihan; tetap di-idgham atau tanpa di-idgham. contoh: لم يَمُدّ – مُدّ atau لم يَمْدُد – اُمْدُد. Bilamana di-idghamkan maka boleh harkah terakhir diharkati Fathah karena ringan, atau diharkati Kasrah karena asal takhallush, atau diharkati Dhammah karena mengikuti harkah ‘Ain Fi’il-nya. maka untuk lafazh مدّ boleh tiga pemilihan karakah. dan untuk lafadz عضّ boleh dua pemilihan harakah.
3. Bina’ Mitsal, dibuang Fa’ Fi’ilnya pada bentuk Fi’il Mudhari’ dan Fi’il Amar-nya bilamana ia Bina’ Mitsal Wawiy dan ‘Ain Fi’ilnya ber-harkah kasrah. contoh: يعد – يزن – عد – زن. (lihat » Kaidah I’lal ke 7).
→ Maka tidak boleh dibuang yg seperti contoh ينَعَ – يينَع
→ Pelainan atau Syadz untuk lafazh يدَع – يذَر – يسَع – يضَع – يطَأ – يقَع – يهَب.
4. Bina’ Ajwaf, dibuang ‘Ain Fi’ilnya, jika huruf terakhir disukunkan karena jazm atau dibentuk Fi’il Amar. contoh: لم يقم – لم يبع – لم يخف – قم – بع – خف. (lihat » Kaidah I’lal ke 9 )
→ Demikian juga dibuang Ain Fi’ilnya, bilamana bersambung dengan Dhomir Rofa’ Mutaharrik, contoh: قمت – بعنا – خفتم – يقمن – يبعن – خفن. dalam hal ini huruf pertamanya ada yang diharkati Dhammah ataupun Kasrah, untuk menunjukkan pada bentuk huruf yang dibuang wau atau ya’, seperti contoh قمت dan بعت. dan terkadang diharkati Kasrah untuk menunjukkan pada Harkahnya huruf yang dibuang, seperti kita lihat pada contoh خفتم.
5. Bina’ Naqish, dibuang Lam Fi’ilnya bilamana bersambung dengan dhamir Wau Jama’ atau Ya’ muannats mukhatabah kemudian pada ‘ain fi’ilnya diharkati dengan harkah yang sesuai dengan huruf dhamir tsb seperti contoh رَضُوا – تَدْعِيْن kecuali jika Lam Fi’ilnya yang dibuang itu berupa Alif, maka ‘Ain fi’ilnya tetap lazim berharkah Fathah contoh: سعَوا – تخشَين. (proses lanjutan dari Kaidah I’lal ke 5 dan juga Kaidah I’lal ke 1)
→ Juga dibuang Lam Fi’ilnya bilamana ia berupa Alif (atau setelah proses Kaidah I’lal ke 1 ) dan bersambung dengan Ta’ ta’nits contoh: رَمَتْ – رَمَتَا. Tapi bilamana ia bersambung dengan selain dhamir Wau atau Ya’ (dari dhamir bariz muttashil), maka tidak boleh dibuang akan tetapi dikembalikan pada huruf asalnya (sebelum proses Kaidah I’lal ke 1) demikian ini untuk Fi’il tiga huruf contoh غَزَوْتُ – رَمَيْتُ – غَزَوَا – رَمَيَا. dan diganti Ya’ bilamana termasuk pada fi’il empat huruf, contoh: أَغْزَيْتُ – اِهْتَدَيَا – يُسْتَدْعَيْنَ.
6. Bina’ Lafif Mafruq, berlaku pengamalan seperti yang dialami Bina’ Mitsal dan Bina’ Naqish.
7. Bina’ Lafif Maqrun, berlaku pengamalan seperti yang dialami Bina’ Naqish saja.
Fi’il Madhi, Fi’il Mudhari’, Fi’il Amar
Tinggalkan komentar Go to comments
Kata kerja atau Kalimah F’il terbagi tiga:
1. Fi’il Madhi – Kata kerja Bentuk Lampau:
Kata kerja menunjukkan kejadian bentuk lampau, sebelum masa pembicara. Seperti قَرَأَ “Telah membaca”. Tanda-tandanya adalah dapat menerima Ta’ Fa’il dan Ta’ Ta’nits Sakinah. Seperti قَرَأْتُ “Aku telah membaca” dan قَرَاَتْ “Dia (seorang perempuan) telah membaca”.
2. Fi’il Mudhori’ – Kata kerja bentuk sedang atau akan:
Kata kerja menunjukkan bentuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung, di masa pembicara atau setelahnya.
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi saat berlangsung dengan dimasukkannya Lam Taukid dan Ma Nafi. Seperti:
قَالَ إِنِّي لَيَحْزُنُنِي أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ
Berkata Ya’qub: “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku…
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ
…Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati…
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi akan berlangsung dengan dimasukkannya س, سوف, لن, أن, ان. Seperti:
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى
dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَن تَرَانِي
berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.” Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku
وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
وَإِن يَتَفَرَّقَا يُغْنِ اللَّهُ كُلاًّ مِّن سَعَتِهِ
Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya.
Tanda-tanda Fi’il Mudhori’ adalah: bisa dimasuki لَمْ seperti contoh: لَمْ يَقْرَأْ artinya: tidak membaca. Ciri-ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai dengan huruf Mudhoro’ah yang empat yaitu أ – ن – ي – ت disingkat menjadi أنيت.
Huruf Mudhara’ah Hamzah dipakai untuk Mutakallim/pembicara/orang pertama tunggal/Aku. contoh أضرب
Huruf Mudhara’ah Nun dipakai untuk Mutakallim Ma’al Ghair/pembicara/orang pertama jamak/Kami. contoh نضرب
Huruf Mudhara’ah Ya’ dipakai untuk Ghaib Mudzakkar/orang ketiga male, tunggal, dual atau jamak/dia atau mereka. contoh يضرب, يضربان, يضوبون, يضربن
Huruf Mudhara’ah Ta’ dipakai untuk Mukhatab secara Mutlaq/orang kedua male atau female, juga dipakai untuk orang ketiga female tunggal dan dual. contoh تضرب, تضربا, تضربون , تضربين, تضربن
3. Fi’il Amar – Kata kerja bentuk perintah :
Kata kerja untuk memerintah sesuatu yang dihasilkan setelah masa pembicara. contoh: اقْرأْ = bacalah.
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan perintah. contoh اقْرَأَنَّ = sungguh bacalah.
Pelajaran terkait
Pembahasan Kata Kerja
• Fiil Madhi, Fiil Mudhori’, Fiil Amar
• Isim Fiil
• Isim Aswat
• Mujarrod dan Mazid
• Jamid dan Mutashorrif
• Hamzah Washal dan Hamzah Qotho’
• Shahih dan Mu’tal
• Tam dan Naqis
• Lazim dan Muta’addi
• Mabni Ma’lum dan Mabni Majhul
• Pembahasan Taukid dan Hubungannya
• Mu’rob dan Mabni
• Fi’il Nashab dan letaknya
• Fi’il Jazm dan letaknya
• Fi’il Rofa’ dan letaknya
• I’rob Takdir Kalimah Fiil
Share this:
•
•
•
•
•
•
•
•
Komentar (7) Lacak Balik (1) Tinggalkan komentar Lacak balik
1.
alan
5 Desember 2010 pukul 09:12 | #1
Balas | Kutip
Tinggalkan komentar Go to comments
Kata kerja atau Kalimah F’il terbagi tiga:
1. Fi’il Madhi – Kata kerja Bentuk Lampau:
Kata kerja menunjukkan kejadian bentuk lampau, sebelum masa pembicara. Seperti قَرَأَ “Telah membaca”. Tanda-tandanya adalah dapat menerima Ta’ Fa’il dan Ta’ Ta’nits Sakinah. Seperti قَرَأْتُ “Aku telah membaca” dan قَرَاَتْ “Dia (seorang perempuan) telah membaca”.
2. Fi’il Mudhori’ – Kata kerja bentuk sedang atau akan:
Kata kerja menunjukkan bentuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung, di masa pembicara atau setelahnya.
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi saat berlangsung dengan dimasukkannya Lam Taukid dan Ma Nafi. Seperti:
قَالَ إِنِّي لَيَحْزُنُنِي أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ
Berkata Ya’qub: “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku…
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ
…Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati…
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi akan berlangsung dengan dimasukkannya س, سوف, لن, أن, ان. Seperti:
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى
dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَن تَرَانِي
berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.” Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku
وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
وَإِن يَتَفَرَّقَا يُغْنِ اللَّهُ كُلاًّ مِّن سَعَتِهِ
Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya.
Tanda-tanda Fi’il Mudhori’ adalah: bisa dimasuki لَمْ seperti contoh: لَمْ يَقْرَأْ artinya: tidak membaca. Ciri-ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai dengan huruf Mudhoro’ah yang empat yaitu أ – ن – ي – ت disingkat menjadi أنيت.
Huruf Mudhara’ah Hamzah dipakai untuk Mutakallim/pembicara/orang pertama tunggal/Aku. contoh أضرب
Huruf Mudhara’ah Nun dipakai untuk Mutakallim Ma’al Ghair/pembicara/orang pertama jamak/Kami. contoh نضرب
Huruf Mudhara’ah Ya’ dipakai untuk Ghaib Mudzakkar/orang ketiga male, tunggal, dual atau jamak/dia atau mereka. contoh يضرب, يضربان, يضوبون, يضربن
Huruf Mudhara’ah Ta’ dipakai untuk Mukhatab secara Mutlaq/orang kedua male atau female, juga dipakai untuk orang ketiga female tunggal dan dual. contoh تضرب, تضربا, تضربون , تضربين, تضربن
3. Fi’il Amar – Kata kerja bentuk perintah :
Kata kerja untuk memerintah sesuatu yang dihasilkan setelah masa pembicara. contoh: اقْرأْ = bacalah.
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan perintah. contoh اقْرَأَنَّ = sungguh bacalah.
Shorof menurut bahasa adalah berubah atau mengubah. Mengubah dari bentuk aslinya kepada bentuk yang lain. Misalnya merubaah bentuk bangunan rumah kuno menjadi bentuk bangunan rumah yang modern.
Adapun menurut istilah, shorof adalah berubahnya bentuk asal pertama yang berupa fi’il madhi, menjadi fi’l mudhori, menjadi mashdar, isim fa’il, isim maf’ul, fi’il amr, fi’il nahi, isim jaman, isim makan sampai isim alat.
Maksud dan tujuan dari perubahan ini adalah agar memperoleh makna atau arti yang berbeda. Dari perubahan satu bentuk ke bentuk lainnya di dalam ilmu shorof dinamakaan shighot.
Dari hal ini, ilmu yang mempelajari berbagaii macam bentuk perubahan kata, asal usul kata atau keadaannya dinamakan dengan ILMU SHOROF.
Perbedaan yang mendasar antara shorof dan nahwu secara gampangannya adalah klo shorof untuk membaca kitab atau tulisan yang gundul, sedangkan nahwu untuk mengetahui makna dari kitab gundul tersebut. Sehingga antara nahwu dan shorof tidak boleh dipisahkan dalam penggunaannya.
Pembagian tashrif
Dalam ilmu shorof, para ulama telah membagi tashrif ini menjadi dua macam, yaitu TASHRIF LUGHOWI dan TASHRIF ISTILAHI.
• Tashrif lughowi adalah tashrifan untuk mengetahui pelaku dari fi’il tersebut yang berdasarkan dhomir.Contoh dari tashrif ini adalah apa yang telah kita bahas dalam pembahasan fi’il, dimana kita sebutkan tashrif dari fi’il madhi, fi’il mudhori dan amr.
• Tashrif istilahi adalah tashrifan yang digunakan untuk mengetahui bentuk shighot dari suatu kata, dari fi’il madhi sampai dengan isim alat.
Perhatikan gambar tashrif istilahi berikut.
Gambar di atas merupakan salah satu dari 22 bentuk perubahan dari tashrif istilahi yang akan kita paparkan secara bertahap.
Adapun penjelasan mengenai maksud tiap-tiap jenis dari gambar di atas pada pelajaran selanjutnya.
Fi’il Shahih dan Fi’il Mu’tal
Tinggalkan komentar Go to comments
Kata kerja dalam Bahasa Arab / kalimah fi’il, ada yang shahih dan ada yang mu’tal. Pengertian Fi’il Shahih adalah kalimah fi’il yang bentuk hururf-huruf aslinya, bebas dari huruf illah (و – ا – ي). Pengertian Fi’il Mu’tal adalah kalimah fi’il yang salah satu atau dua huruf asalnya teridiri dari huruf illah (و – ا – ي).
الصَّحِيْحُ وِالْمُعْتَلُّ
BAB SHAHIH DAN MU’TAL
1. Fi’il Shahih
Adalah kalimah fi’il yang bentuk hururf-huruf aslinya, bebas dari huruf illah (و – ا – ي).
Termasuk golongan Fi’il Shahih adalah:
1. Fi’il Bina’ Shahih/Salim (lihat Bina’ shahih di page Belajar I’lal – BINA’ SHAHIH)
2. Fi’il bina’ Mahmuz (tentang Bina’ Mahmuz di page Belajar I’lal – BINA’ MAHMUZ)
3. Fi’il bina’ Mudha’af (tentang Bina’ Mudha’af di page Belajar I’lal - BINA’ MUDHA’AF)
1. Fi’il Mu’tal
Adalah kalimah fi’il yang salah satu atau dua huruf asalnya teridiri dari huruf illah (و – ا – ي).
Termasuk golongan fi’il mu’tal adalah:
1. Fi’il Bina’ Mitsal (tentang Bina’ Mitsal di page Belajar I’lal - BINA’ MITSAL)
2. Fi’il bina’ Ajwaf (tentang Bina’ Ajwaf di page Belajar I’lal - BINA’ AJWAF)
3. Fi’il bina’ Naqish (tentang Bina’ Naqish di page Belajar I’lal - BINA’ NAQIS)
4. Fi’il bina’ Lafif Mafruq (tentang Bina’ Lafif Mafruq di page Belajar I’lal - BINA’ LAFIF)
5. Fi’il bina’ Lafif Maqrun (tentang Bina’ Lafif Maqrun di page Belajar I’lal – BINA’ LAFIF)
◊◊◊
Pengamalan Tashrif Fi’il Shahih dan Fi’il Mu’tal.
Untuk Bina’ shahih atau Fi’il Salim, ia tidak mengalami perubahan dalam mengikuti standar wazannya (tashrif ishthilahi) pun ketika musnad/disandarkan kepada Isim Dhamir atau Isim Zhahir –tunggal/dual/jamak (tashrif secara lughawi). Contoh untuk bina’ shahih نَصَرَ :
MUSNAD KEPADA FI’IL MUDHARI’ FI’IL MADHI
Orang ketiga male يَنْصُرُ يَنْصُرانِ يَنْصُرونَ نَصَرَ نَصَرَا نَصَرُوا
Orang ketiga female تَنْصُرُ تَنْصُرَانِ يَنْصُرْنَ نَصَرَتْ نصَرتَا نَصَرْنَ
Orang kedua male تَنْصُرُ تَنْصُرَانِ تَنْصُرُوْنَ نَصَرْتَ نَصَرْتُمَا نَصَرْتُمْ
Orang kedua female تَنْصُرِيْنَ تَنْصُرَانِ تَنْصُرْنَ نَصَرْتِ نَصَرْتُمَا نَصَرْتُنَّ
Orang pertama أَنْصُرُ نَنْصُرُ نَصَرْتُ نَصَرْنَا
Untuk tiap Fi’il selain Bina’ Shahih, diberlakukan juga seperti tashrif Bina’ Shahih didalam mengikuti wazannya tanpa mengalami perubahan yg berarti, kecuali sebagai berikut:
1. Bina’ Mahmuz, jika pada awal kalimahnya terdapat dua hamzah beriringan, maka hamzah yang kedua diganti Huruf Mad yang sesuai dengan harkah hamzah yang pertama (lihat » Kaidah I’lal ke 11).
→ Pelainan bagi lafazh أَخَذَ – أَكَلَ – أَمَر yang harus membuang hamzah kedua-duanya pada bentuk Fi’il Amarnya menjadi خُذْ – كُلْ – مُرْ.
→ Juga lafazh رَأَىْ dibuang Hamzahnya ‘ain fi’ilnya pada bentuk fi’il mudhari’ dan fi’il amarnya, menjadi يُرَىْ – رَ .
→ Juga lafazh أََََرَىْ yg berwazan أَفْعَلَ dibuang Hamzah ’ain fi’ilnya pada semua bentuk tashrifannya, menjadi أَرَىْ – يُرَىْ – أَرَ.
2. Bina’ Mudha’af, harus mengalami proses Idgham yaitu memasukkan salah satu dari dua huruf yang sejenis pada salah satu yang lannya, contohمَدَّ – يَمُدُّ. ( lihat » Kaidah I’lal ke 10)
→ Jika huruf yang pertama berharkah dan yang kedua sukun, maka tidak boleh di-idgham bilamana sukunnya karena bersambung dengan dhamir rafa’ mutaharrik, contoh: مَدَدْتُ – يَمْدُدْن
→ Jika dijazemkan pada Fi’il Mudhari’nya atau jika dibentuk Fi’il Amar. maka boleh memilih dua pilihan; tetap di-idgham atau tanpa di-idgham. contoh: لم يَمُدّ – مُدّ atau لم يَمْدُد – اُمْدُد. Bilamana di-idghamkan maka boleh harkah terakhir diharkati Fathah karena ringan, atau diharkati Kasrah karena asal takhallush, atau diharkati Dhammah karena mengikuti harkah ‘Ain Fi’il-nya. maka untuk lafazh مدّ boleh tiga pemilihan karakah. dan untuk lafadz عضّ boleh dua pemilihan harakah.
3. Bina’ Mitsal, dibuang Fa’ Fi’ilnya pada bentuk Fi’il Mudhari’ dan Fi’il Amar-nya bilamana ia Bina’ Mitsal Wawiy dan ‘Ain Fi’ilnya ber-harkah kasrah. contoh: يعد – يزن – عد – زن. (lihat » Kaidah I’lal ke 7).
→ Maka tidak boleh dibuang yg seperti contoh ينَعَ – يينَع
→ Pelainan atau Syadz untuk lafazh يدَع – يذَر – يسَع – يضَع – يطَأ – يقَع – يهَب.
4. Bina’ Ajwaf, dibuang ‘Ain Fi’ilnya, jika huruf terakhir disukunkan karena jazm atau dibentuk Fi’il Amar. contoh: لم يقم – لم يبع – لم يخف – قم – بع – خف. (lihat » Kaidah I’lal ke 9 )
→ Demikian juga dibuang Ain Fi’ilnya, bilamana bersambung dengan Dhomir Rofa’ Mutaharrik, contoh: قمت – بعنا – خفتم – يقمن – يبعن – خفن. dalam hal ini huruf pertamanya ada yang diharkati Dhammah ataupun Kasrah, untuk menunjukkan pada bentuk huruf yang dibuang wau atau ya’, seperti contoh قمت dan بعت. dan terkadang diharkati Kasrah untuk menunjukkan pada Harkahnya huruf yang dibuang, seperti kita lihat pada contoh خفتم.
5. Bina’ Naqish, dibuang Lam Fi’ilnya bilamana bersambung dengan dhamir Wau Jama’ atau Ya’ muannats mukhatabah kemudian pada ‘ain fi’ilnya diharkati dengan harkah yang sesuai dengan huruf dhamir tsb seperti contoh رَضُوا – تَدْعِيْن kecuali jika Lam Fi’ilnya yang dibuang itu berupa Alif, maka ‘Ain fi’ilnya tetap lazim berharkah Fathah contoh: سعَوا – تخشَين. (proses lanjutan dari Kaidah I’lal ke 5 dan juga Kaidah I’lal ke 1)
→ Juga dibuang Lam Fi’ilnya bilamana ia berupa Alif (atau setelah proses Kaidah I’lal ke 1 ) dan bersambung dengan Ta’ ta’nits contoh: رَمَتْ – رَمَتَا. Tapi bilamana ia bersambung dengan selain dhamir Wau atau Ya’ (dari dhamir bariz muttashil), maka tidak boleh dibuang akan tetapi dikembalikan pada huruf asalnya (sebelum proses Kaidah I’lal ke 1) demikian ini untuk Fi’il tiga huruf contoh غَزَوْتُ – رَمَيْتُ – غَزَوَا – رَمَيَا. dan diganti Ya’ bilamana termasuk pada fi’il empat huruf, contoh: أَغْزَيْتُ – اِهْتَدَيَا – يُسْتَدْعَيْنَ.
6. Bina’ Lafif Mafruq, berlaku pengamalan seperti yang dialami Bina’ Mitsal dan Bina’ Naqish.
7. Bina’ Lafif Maqrun, berlaku pengamalan seperti yang dialami Bina’ Naqish saja.
Fi’il Madhi, Fi’il Mudhari’, Fi’il Amar
Tinggalkan komentar Go to comments
Kata kerja atau Kalimah F’il terbagi tiga:
1. Fi’il Madhi – Kata kerja Bentuk Lampau:
Kata kerja menunjukkan kejadian bentuk lampau, sebelum masa pembicara. Seperti قَرَأَ “Telah membaca”. Tanda-tandanya adalah dapat menerima Ta’ Fa’il dan Ta’ Ta’nits Sakinah. Seperti قَرَأْتُ “Aku telah membaca” dan قَرَاَتْ “Dia (seorang perempuan) telah membaca”.
2. Fi’il Mudhori’ – Kata kerja bentuk sedang atau akan:
Kata kerja menunjukkan bentuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung, di masa pembicara atau setelahnya.
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi saat berlangsung dengan dimasukkannya Lam Taukid dan Ma Nafi. Seperti:
قَالَ إِنِّي لَيَحْزُنُنِي أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ
Berkata Ya’qub: “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku…
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ
…Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati…
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi akan berlangsung dengan dimasukkannya س, سوف, لن, أن, ان. Seperti:
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى
dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَن تَرَانِي
berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.” Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku
وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
وَإِن يَتَفَرَّقَا يُغْنِ اللَّهُ كُلاًّ مِّن سَعَتِهِ
Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya.
Tanda-tanda Fi’il Mudhori’ adalah: bisa dimasuki لَمْ seperti contoh: لَمْ يَقْرَأْ artinya: tidak membaca. Ciri-ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai dengan huruf Mudhoro’ah yang empat yaitu أ – ن – ي – ت disingkat menjadi أنيت.
Huruf Mudhara’ah Hamzah dipakai untuk Mutakallim/pembicara/orang pertama tunggal/Aku. contoh أضرب
Huruf Mudhara’ah Nun dipakai untuk Mutakallim Ma’al Ghair/pembicara/orang pertama jamak/Kami. contoh نضرب
Huruf Mudhara’ah Ya’ dipakai untuk Ghaib Mudzakkar/orang ketiga male, tunggal, dual atau jamak/dia atau mereka. contoh يضرب, يضربان, يضوبون, يضربن
Huruf Mudhara’ah Ta’ dipakai untuk Mukhatab secara Mutlaq/orang kedua male atau female, juga dipakai untuk orang ketiga female tunggal dan dual. contoh تضرب, تضربا, تضربون , تضربين, تضربن
3. Fi’il Amar – Kata kerja bentuk perintah :
Kata kerja untuk memerintah sesuatu yang dihasilkan setelah masa pembicara. contoh: اقْرأْ = bacalah.
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan perintah. contoh اقْرَأَنَّ = sungguh bacalah.
Pelajaran terkait
Pembahasan Kata Kerja
• Fiil Madhi, Fiil Mudhori’, Fiil Amar
• Isim Fiil
• Isim Aswat
• Mujarrod dan Mazid
• Jamid dan Mutashorrif
• Hamzah Washal dan Hamzah Qotho’
• Shahih dan Mu’tal
• Tam dan Naqis
• Lazim dan Muta’addi
• Mabni Ma’lum dan Mabni Majhul
• Pembahasan Taukid dan Hubungannya
• Mu’rob dan Mabni
• Fi’il Nashab dan letaknya
• Fi’il Jazm dan letaknya
• Fi’il Rofa’ dan letaknya
• I’rob Takdir Kalimah Fiil
Share this:
•
•
•
•
•
•
•
•
Komentar (7) Lacak Balik (1) Tinggalkan komentar Lacak balik
1.
alan
5 Desember 2010 pukul 09:12 | #1
Balas | Kutip
Tinggalkan komentar Go to comments
Kata kerja atau Kalimah F’il terbagi tiga:
1. Fi’il Madhi – Kata kerja Bentuk Lampau:
Kata kerja menunjukkan kejadian bentuk lampau, sebelum masa pembicara. Seperti قَرَأَ “Telah membaca”. Tanda-tandanya adalah dapat menerima Ta’ Fa’il dan Ta’ Ta’nits Sakinah. Seperti قَرَأْتُ “Aku telah membaca” dan قَرَاَتْ “Dia (seorang perempuan) telah membaca”.
2. Fi’il Mudhori’ – Kata kerja bentuk sedang atau akan:
Kata kerja menunjukkan bentuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung, di masa pembicara atau setelahnya.
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi saat berlangsung dengan dimasukkannya Lam Taukid dan Ma Nafi. Seperti:
قَالَ إِنِّي لَيَحْزُنُنِي أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ
Berkata Ya’qub: “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku…
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ
…Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati…
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi akan berlangsung dengan dimasukkannya س, سوف, لن, أن, ان. Seperti:
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى
dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَن تَرَانِي
berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.” Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku
وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
وَإِن يَتَفَرَّقَا يُغْنِ اللَّهُ كُلاًّ مِّن سَعَتِهِ
Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya.
Tanda-tanda Fi’il Mudhori’ adalah: bisa dimasuki لَمْ seperti contoh: لَمْ يَقْرَأْ artinya: tidak membaca. Ciri-ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai dengan huruf Mudhoro’ah yang empat yaitu أ – ن – ي – ت disingkat menjadi أنيت.
Huruf Mudhara’ah Hamzah dipakai untuk Mutakallim/pembicara/orang pertama tunggal/Aku. contoh أضرب
Huruf Mudhara’ah Nun dipakai untuk Mutakallim Ma’al Ghair/pembicara/orang pertama jamak/Kami. contoh نضرب
Huruf Mudhara’ah Ya’ dipakai untuk Ghaib Mudzakkar/orang ketiga male, tunggal, dual atau jamak/dia atau mereka. contoh يضرب, يضربان, يضوبون, يضربن
Huruf Mudhara’ah Ta’ dipakai untuk Mukhatab secara Mutlaq/orang kedua male atau female, juga dipakai untuk orang ketiga female tunggal dan dual. contoh تضرب, تضربا, تضربون , تضربين, تضربن
3. Fi’il Amar – Kata kerja bentuk perintah :
Kata kerja untuk memerintah sesuatu yang dihasilkan setelah masa pembicara. contoh: اقْرأْ = bacalah.
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan perintah. contoh اقْرَأَنَّ = sungguh bacalah.
Langganan:
Postingan (Atom)
About me
^_ Chafa Zurey _^